Arsip

Posts Tagged ‘pemilu’

PRABOWO; BANGSA INDONESIA KADANG KADANG NAIF DAN BODOH


JAKARTA — Calon presiden yang diusung Partai Gerindra dan koalisinya Prabowo Subianto menyindir kelemahan sifat bangsa Indonesia yang kadang-kadang terlalu ramah, naif, lugu dan goblok (bodoh).
prabowo Baca selengkapnya…

NU Jatim Ancam Tak Akui Presiden dari Rekayasa Hasil Pilpres


Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur menegaskan tidak akan menoleransi segala bentuk rekayasa dan ketidakjujuran dalam proses Pilpres 2014. Bahkan, NU mengancam tidak akan mengakui pemerintahan dari hasil suksesi pemilu yang dicapai dengan cara rekayasa.
nu Baca selengkapnya…

Prabowo Sebut Pemilik “Jakarta Post” Berengsek


Calon presiden Prabowo Subianto menyebut pemilik media Jakarta Post berengsek. Ucapan itu disampaikan saat mantan Panglima Kostrad TNI AD tersebut menggelar jumpa pers bersama media asing di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2014).prabowo
Baca selengkapnya…

Pamerkan ID Baru DKI, Ahok Kembali Sindir E-KTP


Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menunjukkan tanda pengenal (ID) baru yang akan digunakan oleh para pegawai negeri sipil (PNS) DKI beserta gubernur dan wakil gubernur. ID baru itu juga berfungsi untuk ATM Bank DKI.
ahok Baca selengkapnya…

Guru di Gunungsitoli Bakar Surat dari Prabowo


GUNUNGSITOLI, – Surat Prabowo untuk guru ternyata juga sampai ke Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Surat bergambar capres Prabowo Subianto yang didistribusikan PT Pos Indonesia itu tiba pada Jumat (4/7/2014) dan diterima oleh puluhan guru SMK BNKP Gunungsitoli.surat prabowo

Namun seluruh surat tersebut dibakar para guru dan sebagiannya dilaporkan ke Panwaslu Kota Gunungsitoli.

“Terkejut adanya surat dari Prabowo. Pihak pos yang ngantar surat ini bergambar Capres Prabowo Subianto. Saya sudah menduga kalau surat itu untuk mengajak memilih dia (Prabowo Subianto),” kata Fariasatulo.

Fariasatulo juga menyesalkan tindakan Capres Prabowo maupun Tim Suksesnya karena telah mencederai dunia pendidikan. Kata dia, dunia pendidikan bukan ranahnya politik.

“Sebaiknya tim lebih berinovasi lagi dalam mengimbau atau meyakinkan para pemilih bukan dengan cara ini, seolah-olah capres ini ingin mengintervensi,” tegasnya.

Semnetara itu, Ketua Yayasan BNKP Gunungsitoli, Firman Harefa menyesalkan bentuk kampanye dengan menyebarkan surat ke para guru.

“Enggak perlu lah Pak Prabowo kirim surat seperti ini. Para guru kan sudah punya mata hati, bisa memilih nomor 1 atau 2,” jelasnya.

Kami (Yayasan Perguruan BNKP) sepertinya sangat tidak menghargai dunia pendidikan. Jangan lah dunia pendidikan diracuni dengan politik. Untuk itu, kita sepakat untuk menolak surat ini. Nanti kita akan bakar surat itu dan sebagain kita laporkan ke Panwaslu Kota Gunungsitoli,” lanjut Firman.

Anggota Panwaslu Kota Gunungsitoli, Budi Alamsyah Telaumbanua yang dihubungi melalui telepon seluler, Jumat membenarkan pihaknya menerima laporan dan bukti surat dari Prabowo kepada guru di BNKP.

“Benar pak, kita sudah menerima secara resmi utusan dari perguruan BNKP dan menyerahkan berupa surat bergambar Prabowo, dan akan kita melakukan verifikasi surat tersebut. Kesimpulan sementara bahwa surat ini masuk ke pelanggaran administrasi,” kata Budi.

Panwaslu Kota Gunungsitoli, kata Budi, hanya bisa memberikan rekomendasi atas pelanggaran administrasi tersebut.

Pimred dan Penulis Obor Rakyat Jadi Tersangka


JAKARTA – Penyidik Bareskrim Polri akhirnya menetapkan tersangka terhadap Setyardi Budiono dan Darmawan Sepriyossa.
setyardi Baca selengkapnya…

Bagi-bagi Uang di Pasar, Fadli Zon Dilaporkan ke Panwaslu


SEMARANG – KP2KKN Jawa Tengah telah mengirimkan surat laporan ke Panwaslu Kota Semarang terkait dugaan money politics yang diprakarsai Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon di Pasar Bulu Semarang, Selasa (2/7/2014) kemarin.fadli zon

Koordinator Pemantau Daerah, Ronny Maryanto R, mengharapkan, Panwaslu Kota Semarang dapat menindaklanjuti laporan tersebut.

“Saksi rekan-rekan media, pada kunjungan Fadli Zon memang terjadi bagi-bagi uang,” kata dia. Baca selengkapnya…

Skor Psikologi Kepribadian Jokowi 7, Prabowo


JAKARTA – Survei Aspek Kepribadian Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014 mencatat pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) jauh lebih mempunyai kemampuan melihat permasalahan secara komprehensif.

Bahkan, seperti dijelaskan Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, pasangan nomor urut 2 itu jauh lebih mampu menterjemahkannya menjadi kebijakan yang konkrit dibanding pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.pilpres Baca selengkapnya…

Ditantang Allan Nairn, Ini Tanggapan Prabowo


Calon presiden Prabowo Subianto hanya menanggapi singkat tantangan yang disampaikan oleh jurnalis investigasi asal Amerika Serikat, Allan Nairn. Allan, sepekan terakhir, mengungkapkan isi wawancara off the record-nya dengan Prabowo yang dilakukan pada 2001. Ia menantang Prabowo, jika apa yang diungkapkannya tidak benar, agar membawanya ke jalur hukum. (Baca: Yakin Benar, Allan Nairn Tantang Prabowo Adukannya ke Penegak Hukum)
prabowo
Menanggapi itu, dengan nada tinggi, Prabowo mengatakan, apa yang disampaikan Allan tak perlu diributkan.

“Kenapa sih kamu, kalau satu orang asing bicara, kok kamu ribut sih? Satu orang kulit putih kita harus ribut,” kata Prabowo di Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/7/2014) malam.

Menurut Prabowo, saat ini ia telah mendapatkan dukungan dari 240 juta masyarakat Indonesia sehingga tak perlu meributkan tudingan Allan.

“Kita ini 240 juta orang, tenang saja. Tanya rakyatmu lah, jangan tanya orang asing,” ujar Prabowo.

Sebelumnya, Allan Nairn mengatakan, alasannya membuka percakapan off the record dengan Prabowo, agar masyarakat Indonesia mengetahui hal-hal yang selama ini ia simpan sebelum menentukan pilihan pada 9 Juli mendatang. Allan menuangkan tulisannya pada situs pribadinya, http://www.allannairn.org.

Menurut Allan, dalam wawancara itu, Prabowo mengungkapkan bahwa Indonesia sebenarnya belum siap untuk menjalankan sistem demokrasi dan lebih membutuhkan sistem otoriter yang jinak. Dalam wawancara itu, Prabowo juga menyebut presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memalukan karena buta.

Belakangan, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Allan menantang Prabowo untuk menuntutnya ke jalur hukum jika apa yang dia tulis tidak benar.
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
Penulis:Ihsanuddin

Yakin Benar, Allan Nairn Tantang Prabowo Adukannya ke Penegak Hukum


Jurnalis Amerika Serikat Allan Nairn menyatakan bahwa tulisannya soal wawancara off the record dengan Prabowo Subianto yang dipublikasikan dalam blog pribadinya didasari pada fakta. Allan menyadari banyak bantahan dari kubu Prabowo saat tulisan itu muncul.

Oleh karena itu, Allan menantang Prabowo agar membawa tulisannya itu ke ranah hukum jika memang dianggap sebuah kebohongan.
alan nairn
“Setelah terbit artikel itu, orang Prabowo sebut saya musuh negara, kata TNI siap tangkap saya dan katakan bahwa artikel itu tidak benar dan main-main. Jadi saya jawab dengan beberapa tantangan kepada Pak Prabowo. Kalau dia nilai yang saya tulis itu tidak benar, sebaiknya dia hadapi saya dalam sidang, di Indonesia. Sebaiknya mulai proses saya atas tuduhan mencemarkan nama baik dia, silakan,” ujar Allan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Menurut Allan, dengan cara itu, maka persoalan benar atau tidaknya tulisan soal Prabowo itu bisa diselesaikan. Allan mengaku tak khawatir apabila dirinya harus ditangkap atas tulisannya itu.

Dalam kariernya selama 40 tahun sebagai jurnalis, Allan merasa sudah menjadi musuh di banyak negara. Tulisannya tentang Prabowo yang disebutnya memiliki kedekatan dengan Amerika dan tidak percaya akan sistem demokrasi, sebut Allan, adalah dilandasi kebenaran.

“Silakan, saya di sini, saya di Indonesia, saya di Jakarta. Mereka bisa dapat saya. Kalau mereka mau menangkap saya untuk kejahatan atas kebenaran yang saya tulis tentang Prabowo, silakan,” ucap Allan.

Allan adalah seorang jurnalis investigasi yang telah banyak meliput kasus-kasus pelanggaran HAM di berbagai belahan dunia, seperti Guatemela, Haiti, hingga Timor Leste. Allan bahkan menjadi orang yang dianggap mengancam Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto atas laporan-laporannya.

Pada bulan Juni dan Juli 2011 silam, Allan tengah menyelidiki kasus pembunuhan warga sipil yang dilakukan oleh militer Indonesia. Investigasinya itulah yang kemudian mempertemukan Allan dengan Prabowo yang sudah diberhentikan dari dunia kemiliteran.

Dalam wawancara itu, Allan mengaku Prabowo tidak mau menjelaskan secara spesifik kasus per kasus pembunuhan yang terjadi pada zaman Orde Baru. Namun, Prabowo bercerita panjang lebar kepada Allan tentang pemikirannya akan fasisme hingga dunia militer. Prabowo juga turut bercerita soal kedekatan dengan pelaku usaha, militer, dan intelijen Amerika.

Semua pembicaraan itu, sebut Allan memang dilakukan dengan perjanjian off the record. Namun, Allan akhirnya melanggar etiket jurnalistik itu karena merasa masyarakat Indonesia perlu tahu akan sosok Prabowo sebenarnya lantaran Prabowo akan segera dipilih sebagai calon presiden.